Asosiasi Telekomunikasi Selular Indonesia (ATSI) menilai, tarif retail untuk layanan pesan singkat (short message service atau SMS) dipastikan akan terus mengalami penurunan.
Ketua ATSI Merza Fachys mengatakan, dari hari ke hari sudah terjadi penurunan harga SMS dari yang termurah Rp 0 sampai Rp 350. Trennya dipastikan akan turun terus baik oleh pemain besar maupun kecil.
"Kalau yang baru saja (operator-red) berani menurunkan, yang lama pasti akan turun juga. Memang kalau dilihat dari kemasannya tidak terlalu kelihatan penurunannya, tapi secara keseluruhan sudah mulai murah," tandas Merza di sela Rapat Dengar Pendapat di Komisi I DPR RI, Selasa (4/3/2008).
Merza menambahkan, harga SMS tiap operator berbeda-beda karena kebijakan masing-masing operator juga berbeda-beda dan tidak bisa distandarisasikan. "Harga SMS diserahkan ke mekanisme pasar dan akan turun pada satu titik tertentu jika titik efisiensi tercapai," jelasnya lagi.
Meski ongkos produksi yang dikeluarkan untuk SMS hanya Rp 76, Merza menilai bahwa angkat tersebut masih merupakan biaya interkoneksi saja, belum termasuk biaya-biaya lain seperti database dan biaya iklan. Biaya untuk SMS sendiri sepenuhnya masuk ke operator pengirim (sender keep all) sehingga operator pengirim dituntut untuk memiliki database yang lebih besar dan jaringan yang lebih baik. (Jakarta - Asosiasi Telekomunikasi Selular Indonesia (ATSI) menilai, tarif retail untuk layanan pesan singkat (short message service atau SMS) dipastikan akan terus mengalami penurunan.
Ketua ATSI Merza Fachys mengatakan, dari hari ke hari sudah terjadi penurunan harga SMS dari yang termurah Rp 0 sampai Rp 350. Trennya dipastikan akan turun terus baik oleh pemain besar maupun kecil.
"Kalau yang baru saja (operator-red) berani menurunkan, yang lama pasti akan turun juga. Memang kalau dilihat dari kemasannya tidak terlalu kelihatan penurunannya, tapi secara keseluruhan sudah mulai murah," tandas Merza di sela Rapat Dengar Pendapat di Komisi I DPR RI, Selasa (4/3/2008).
Merza menambahkan, harga SMS tiap operator berbeda-beda karena kebijakan masing-masing operator juga berbeda-beda dan tidak bisa distandarisasikan. "Harga SMS diserahkan ke mekanisme pasar dan akan turun pada satu titik tertentu jika titik efisiensi tercapai," jelasnya lagi.
Meski ongkos produksi yang dikeluarkan untuk SMS hanya Rp 76, Merza menilai bahwa angkat tersebut masih merupakan biaya interkoneksi saja, belum termasuk biaya-biaya lain seperti database dan biaya iklan. Biaya untuk SMS sendiri sepenuhnya masuk ke operator pengirim (sender keep all) sehingga operator pengirim dituntut untuk memiliki database yang lebih besar dan jaringan yang lebih baik .(diambil dari detiknet)
No comments:
Post a Comment
Kalo ada yang pengen memberikan komentar tulis disini.